.Luk.1:30-31-Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.31 -Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.-Peristiwa kelahiran Yesus telah memberikan inspirasi yang amat kaya dalam berbagai bidang kreatif, seperti lukisan yang bermutu tinggi, lagu-lagu indah abadi, renungan-renungan yang menyentuh hati, dan buku-buku tebal yang mencoba mengurai misteri peristiwa ini. Ada juga cerita-cerita sederhana yang menantang refleksi. Berikut saya ceritakan salah satu di antaranya.Kata yang punya cerita, ketika Yesus lahir, malaikat mengadakan seleksi siapakah di antara binatang-binatang yang sebaiknya menemani Yesus yang terbaring di palungan. Yang pertama mengajukan diri adalah Singa . Ia berkata, Sayalah yang paling pantas menjaga Yesus. Siapa pun yang berani mendekat akan saya terkam dan saya cabik-cabik dengan kuku dan taring saya. Yesus akan aman. Tetapi, Malaikat menjawab, Yesus adalah Raja Damai. Anti Pada Kekerasan,jauh dari kesombongan, tidak sesuai dengan maksud kedatangan-Nya.Selanjutnya majulah si kancil dan berkata, Benar, kekerasan bukan cara yang beradab. Untuk menjaga supaya Ia aman, saya mempunyai jurus canggih, akan melakukan lobi-lobi dalam pertemuan-pertemuan rahasia; kalau perlu saya akan merekayasa supaya semua urusan lancar.Malaikat menjawab, Yesus adalah Raja Keadilan dan Kebenaran. Rekayasa dan sikap licik hanya akan menyakitkan hati-Nya.Berikutnya majulah seekor burung merak dengan menunjukkan segala keindahannya. Ia berujar, Sayalah yang paling tepat ada di dekat Yesus. Saya akan menyiapkan penyambutan yang mewah meriah. Malaikat menjawab, Yesus adalah Raja yang sederhana dan rendah hati. Kemewahan dan gebyar-gebyar yang berlebihan jauh dari semangat hidup-Nya Dia yang selalu dekat dengan orang kecil, lemah, miskin, dan orang yang tersingkir.Selanjutnya majulah berbagai binatang lain menawarkan diri, seperti serigala, bulus, cicak dan buaya tidak hadir karena sedang mempunyai urusan lain. Semuanya tidak lolos seleksi. Sementara itu, malaikat melihat seekor keledai dan lembu yang diam tak menawarkan diri. Malaikat bertanya kepada mereka, Mengapa kalian tidak angkat bicara dan mengajukan diri menjadi pendamping Yesus? Keledai berkata, Siapakah saya ini, siapakah diriku ini, Paling-paling saya hanya dapat membantu membawa beban. Lembu menyahut, Apalagi saya, paling-paling saya hanya dapat mengusir lalat dengan ekor saya. Ternyata kedua binatang ini lolos seleksi. Itulah sebabnya di goa-goa Natal, dekat palungan, sampai sekarang kedua binatang itu hadir.
Ketidak percayaan public,Melihat secara nyata.apa yang terjadi..dalam lingkungan ,ibadah ,punguan,dan lain sebagainya,
Pada akhir tahun 2004 Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengeluarkan Nota Pastoral berjudul Keadaban Publik: Menuju Habitus Baru Bangsa.yaitu saling mempercayai dalam hidup rukun dalam bermasyarakat, Dalam tulisan itu disebut berbagai hal yang baik yang telah dibangun oleh bangsa kita. Sementara itu, ditengarai pula bahwa tidak sedikit hal yang tidak baik, yakni munculnya tegangan-tegangan baru dalam badan-badan public, penyangga demokrasi, keraguan dan kegelisahan dalam sektor/komunitas bisnis, demikian pula kerisauan akan masa depan bangsa dan ketegangan dalam Bermasyarakat dan di antara komunitas masyarakat warga Konstatasi ini tampak masih benar pula untuk saat ini,lebih lima tahun sesudah Nota Pastoral itu dikeluarkan. Sekurang-kurangnya hal-hal itulah yang muncul memberikan kesan mendominasi pemberitaan dalam sejumlah media massa. Keadaban publik belum banyak beranjak maju. Habitus baru yang diharapkan dapat mengembangkan kebaikan bersama, kejujuran, dan kepercayaan di antara masyarakat warga masih jauh dari yang dicita-citakan.
Yang paling tampil menoljol adalah perebutan kekuasaan, kepentingan, keserakahan yang tidak terpuji, dan kebohongan kepada publik dengan akibat semakin kuatnya ketidakpercayaan publik. Di tengah-tengah kenyataan hidup, seperti inilah kelahiran Yesus dirayakan?.
Mari kita Rajin berbuat baik melakukan firman ALLAH.
rasul Paulus tidak menulis kisah mengenai kelahiran Yesus. Ia membahasakan peristiwa ini dengan pendek, Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil, dan beribadah di dalam dunia, dengan menantikan pernyataan kemuliaan Juru Selamat kita, Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri yang rajin berbuat baik (Tit 2:11-14).
Keledai dan sapi yang mempunyai semangat, hanya ingin berbuat baik hadir di dekat palungan memberikan pesan kepada kita untuk berusaha selalu berbuat baik di tengah-tengah keadaan nyata dalam bermasyarakat dan bangsa. Itulah pesan yang juga disampaikan Pesan Natal Bersama punguan pakpahan ini, yaitu untuk senantiasa menyadari kebaikan Tuhan dan berbuat baik kepada sesama, untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Dengan demikian, merayakan Natal antara lain berarti meneguhkan niat baik sebagai pribadi maupun dalam kebersamaan untuk selalu berbuat baik.
Mengakhiri renungan ini, saya kutip kata-kata indah dari seorang tokoh , Setiap kali kita tersenyum, bersahabat kepada seseorang dan berbaik hati kepadanya, kita telah merayakan Natal. Setiap kali kita memberikan pengharapan kepada seseorang yang putus asa, kita telah mewujudkan perayaan Natal. Setiap kali kita memberikan kesempatan pada orang lain,Yesus lahir kembali dalam lubuk hati kita ,dengan membahagiakan orang lain, kelahiran jesus telah nyata dalam hidup kita . 1 Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
2 Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.amin!
Selamat hari Natal, dan selamat rajin berbuat baik dan selamat menyambut Tahun Baru.
Oleh ev: Saud Pakpahan S.Th,