CINTA TANAH AIR INDONESIA
(LSM CITRA)
(LSM CITRA)
PENDIRI LSM CITRA
Saud Pakpahan STh, Lambok H. Pakpahan SH.
SKT DEPDAGRI DIRJEN KESBANGPOL


Manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa secara kodrat dianugrahi hak asasi ,tanpa perbedaan antara satu dan yang lain nya Manusia dapat mengembangkan diri dan pribadi peranan dan sumbangsi bagi kesejahteraan hidup manusia ditentukan oleh pandangan hidup dan ke pribadian bangsa.
Pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia kristalisasi nilai nilai luhur budaya bangsa Indonesia , menempatkan manusia pada kesetaraan harkat dan martabat mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan kesadaran mengemban kodrat nya sebagai mahluk pribadi dan juga mahluk social sebagai mana tertuang dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
Sebagai mana suatu standar umum bagi perstasi bangsa dengan tujuan agar setiap individu organisasi masyarakat yang terus mengingat deklerasi ini mengembangkan pengharapan terhadap hak hak dan kebebasan kebebasan melalui pemantauan ,pengajaran ,dan pendidikan serta langkah langkah progresip secara nasional dan internasional untuk menjamim pengakuan serta kepatuhan secara unifersal dan efektip terhadapnya.
Mengingat rakyat Indonesia adalah bagian yang tak terpisahkan dari satu Negara yang merupakan satu sendi sendi kehidupan perjalanan bangsa di masa lampau maupun di masa yang akan datang.
Setiap masyrakat Indonesia yang di lahir kan merdeka dan setara dalam martabat dan hak yang dikarunyai akal budi serta hati nurani dan harus saling bergaul dalam semangat persaudaraan dengan mengedepankan kebebasan tanpa perbedaan berdasar
kan opini politik ,status politik yurisdiksional di bawah pemerintahan yang berdaulat.
Opini rakyat ber peran dan berfungsi sebagai social control terhadap kinerja aparatur pemerintahan dan berdasarkan Undang Undang 1945 dan U.U .Nomor 8 tahun 1985 tetang organisasi kemasyarakatan.
Aparatur Negara yang bersih dan tidak ber cacat hukum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan L.S.M. CITRA serta cita cita rakyat untuk membangun kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera lahir dan batin .
Aparatur Negara bagian dari lembaga eksekutip , legislative, yudikatip, atau stake houlder dalam pembangunan Negara Indonesia
Diharapkan kinerja aparatur pemerintah tetap konsisten yang mengacu pada setiap peraturan , dan perundang undangan yang ber laku di Negara Republik Indonesia di antaranya adalah Undang Undang No: 8 Tahun 1974 serta peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang peraturan displin Pegawi Negeri sipil (P.N.S.)
Demi undang undang 1945 yang di undang kan bahwa kedaulatan di tangan rakyat bahwa kebersamaan menjaga masa depan bangsa ini Aparatur Pemerintah yang tidak tunduk kepada system , peraturan dan perundang undangan yang berlaku menyadari sikap dan perjuangan dan sebuah tuntutan kritis untuk lebih memahami ,menyerap dan menyiasati dalam pemantauan kinerja Aparatur Pemerintah dengan menjalankan social control yang konstruktif
Maka atas nama rahmat Tuhan Yang Maha Esa Pada tanggal 18 augustus 2008 , bertempat di jalan Outer Ring Road No, 15 Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat . Telah berkumpul Unsur Pimpinan dan Elemen Masyarakat dari segenap lapisan masyarakat Memprakasai lahir nya sebuah LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Yang membawa aspirasi dan mengujutkan ,untuk kepentingan seluruh aspirasi masyarakat Indonesia yang ber azas kan Pancasila sebagai dasar ber Negara di bawah Undang Undang dasar 1945 untuk ikut mengawal perjalanan bangsa Indonesia ke depan dalam sebuah wadah LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ,CINTA TANAH AIR INDONESIA Yang di singkat dengan L. S. M . CITRA “
JAKARTA ,08 Augustus 2008
Atas Nama
PENDIRI LSM - CITRA
(SAUD PAKPAHAN STh ) ( LAMBOK PAKPAHAN SH)
Pendidikan Memihak Siapa?
PENDIDIKAN setiap bangsa mesti memiliki ideologi, yaitu keyakinan, nilai, cita-cita, visi, dan metode untuk meraihnya yang setia memajukan bangsa dan negaranya.Dengan demikian, sebuah proses pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan dan mendorong siswa agar membuat persiapan untuk menjawab pertanyaan ketika musim ulangan dan ujian tiba. Ada empat domain pokok yang mesti dipahami dan menjadi acuan dalam setiap proses pendidikan di Indonesia, yaitu agar setiap siswa mengenal dan memahami potensi dirinya sehingga merasa mantap nantinya ketika memilih satu jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Kedua, mengenal karakter dan potensi daerahnya yang potensial untuk dipelihara dan dikembangkan.Ketiga, memahami sejarah dan jati diri bangsanya untuk dijaga kehormatannya dan dimakmurkan rakyatnya. Keempat, guru dan siswa juga perlu memiliki wawasan regional-global meskipun sekilas mengenai apa yang tengah dan akan terjadi pada tingkat internasional. Keempat domain itu sangat penting dimiliki oleh setiap siswa karena nantinya mereka akan menerima estafet kepemimpinan dan kepemilikan bangsa ini. Tapi disayangkan, suasana batin pendidikan sekarang ini lebih banyak diributkan oleh hal-hal administratif dan heboh ujian nasional yang materinya sangat kognitif. Menarik diteliti, seberapa dalam dan kuat pemahaman serta kecintaan remaja kita terhadap sejarah dan jati diri bangsanya dengan materi dan kultur pendidikan yang berlangsung selama ini.Saya agak pesimistis lantaran kurikulum dan kultur pendidikan yang ada sekarang kurang menanamkan nilai-nilai patriotisme karena pelajaran sejarah dan ketatanegaraan agak terpinggirkan. Sekolah lebih fokus pada persiapan untuk menghadapi ujian nasional. Sejarah, semangat, dan nilai-nilai yang menjiwai kelahiran republik ini tidak cukup dipahami para siswa. Rasa pemihakan serta kecintaan kepada rakyat kecil dan Tanah Air kurang tertanam di hati para siswa dan hal ini bisa jadi terbawa sampai besar. Pernah dilakukan survei bahwa para sarjana ketika mencari kerja yang paling diminati adalah bergabung ke kantor penjual jasa dengan gaji besar, kurang mempertimbangkan apakah perusahaan itu prorakyat Indonesia ataukah tidak.Siapakah pemilik perusahaan dan seberapa besar pemihakannya pada kepentingan Indonesia kurang menjadi pertimbangan. Dengan kata lain, siapa yang mau membayar lebih tinggi akan menjadi pilihan pertama dan utama. Jika sikap pragmatisme seperti itu dominan pada pikiran para siswa dan sarjana kita, logis bila banyak modal asing seenaknya beroperasi di Indonesia dan menggeser usaha-usaha nasional-pribumi. Tanpa adanya pemihakan ideologis terhadap kepentingan dan harga diri bangsa sendiri yang ditanamkan sejak sekolah dan berlanjut pada jenjang perguruan tinggi serta kultur perusahaan, daya tahan ekonomi dan budaya Indonesia semakin rapuh.Rumor yang beredar, suap itu tidak saja berlangsung di lingkungan aktor politik, birokrat, dan pengusaha Indonesia, tetapi tak kalah menggiurkan adalah kekuatan luar yang sengaja ingin mendominasi dan menjerat politik ekonomi bangsa ini. Potensi kekayaan alam yang semasa Bung Karno masih diproteksi, sekarang diobral murah pada modal asing dengan pembagian untung yang sangat tidak sepadan. Orang terjebak berpikir pendek untuk memenuhi kepentingan sesaat dan kelompok kecilnya saja dengan mengorbankan aset dan harga diri bangsa dan rakyatnya. Para calon bupati, wali kota, dan gubernur degan tega dan tidak tahu malu meracuni rakyat dengan membagi uang agar dirinya dipilih.Tindakan ini telah mencederai harga dirinya, rakyatnya, proses demokrasi, dan pada urutannya menyebarkan virus pembusukan ke dalam kultur politik kita. Yang tidak terpantau oleh rakyat adalah transaksi tingkat tinggi yang berlangsung lintas negara. Lagi-lagi, pertanyaan yang mesti kita renungkan adalah seberapa besar pemihakan kita baik dalam dunia pendidikan, ekonomi maupun politik terhadap martabat dan jati diri bangsa sendiri? Bagaimana kita menyikapi pemberitaan tenaga kerja wanita (TKW) yang telantar dan tersiksa di Timur Tengah? Belum lagi nasib petani dan perajin yang terdesak oleh produk impor.Esai ini ingin mengajak pembaca untuk melihat kembali, sudah tepatkah strategi pendidikan kita untuk menanamkan nilai-nilai cinta Tanah Air, kekayaan budaya sendiri, dan pemihakan kepada rakyat serta martabat bangsanya? Saya tetap pada prinsip, setiap proses pendidikan mesti ada evaluasi semacam ujian. Hanya saja perlu diingat, ujian adalah bagian dari proses pendidikan dan pembentukan karakter, bukan tujuan akhir dari proses pembelajaran siswa sehingga seluruh perhatian guru dan murid diarahkan ke ujian nasional.(CITRA). Saud Pakpahan STh.
Kasudin Olahraga dan pemuda Jakbar, Hasurungan Pakpahan berhasil meningkatkan perstasi Olahraga, di Jakarta barat
Jauh sebelum Hasurungan Pakpahan menjabat Kasudin Olahraga dan Pemuda Jakarta Barat, prestasi Jakarta Barat dalam pentas olahraga kurang begitu bersinar, meskipun secara SDM memiliki sejumlah atlet potensial yang patut dibanggakan. Bagaimana tidak, sebelum tahun 2007 prestasi Jakarta Barat dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) yang kini berganti nama menjadi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) hanya mampu bertengger di peringkat kelima untuk wilayah DKI. Berkat tangan dingin Hasurungan hanya dalam waktu 6 bulan, prestasi olahraga Jakarta Barat bisa berada di urutan kedua di level DKI Jakarta."Sebelum 2007 Jakarta Barat hanya urutan kelima di DKI, tapi dalam jangka waktu 6 bulan sejak saya menjabat kasudin, peringkat Jakarta Barat pada saat Porprov 2007 berhasil naik jadi urutan kedua di bawah Jakarta Selatan. Waktu itu hanya beda 2 emas, sementara untuk medali perunggu dan perak Jakarta Barat lebih tinggi," kenangnya.Torehan semua prestasi itu, tak lain karena kecintaan Hasurungan pada dunia olahraga. Sehingga ayah dari Tangkas (31), Donal (29) dan Yuni (27), ini total mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, dan kemampuannya untuk kemajuan olahraga di Jakarta Barat. Apalagi sejak kecil, kehidupannya sehari-hari tidak pernah lepas dengan aktivitas olahraga. Bakat dan kemampuan serta kecintaannya pada bidang olahraga, tak terlepas dari sosok ayahnya yang juga gemar berolahraga dan pernah menjadi guru olahraga.Keseriusan dan kecintaannya pada bidang olahraga, ia buktikan dengan masuk ke Sekolah Tinggi Olahraga yang kini bernama Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 1979 dan lulus pada 1984. Namun, ia tak ingin pengetahuannya hanya sebatas pada bidang olahraga. Selain menyandang gelar sarjana di bidang olahraga, ia juga menyandang gelar sarjana hukum dari Universitas Borobudur Jurusan Hukum Pidana pada 1993.Di bidang olahraga, Hasurungan memang tipe pria bertangan dingin. Bahkan, dengan fasilitas yang minim dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di DKI Jakarta, pada Porprov 2009 atau Porprov ke empat, Jakarta Barat berhasil dibawanya menjadi juara umum. Selain itu, sejak 2007-2010 Jakarta Barat secara berturut-turut berhasil menjadi juara umum untuk lomba Gerak Jalan Sehat memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta. "Sekarang, piala ini sudah menjadi piala tetap untuk Jakarta Barat karena sudah 3 kali berturut-turut menjadi juara umum," ucapnya bangga. Tidak hanya itu, kalangan pondok pesantren pun ia bina. Hasilnya, pada POR Pesantren DKI 2010, Jakarta Barat juga berhasil meraih predikat juara umum. "Mereka inilah yang kemudian menjadi wakil atlet DKI Jakarta di tingkat nasional yang dilaksanakan di Surabaya tahun ini," jelas pria yang menikah pada 1977 ini kepada aktivis LSM untuk menciptakan bibit unggul di bidang olahraga, pria kelahiran Medan 19 Agustus 1954 lalu ini terus melakukan pembinaan menyeluruh di semua lini. Namun, target utama yang ia fokuskan adalah pembinaan anak di usia dini. Karena di tangan generasi mudalah segala harapan akan prestasi ditambatkan. Ia menilai, perkembangan olahraga anak usia dini di Jakarta Barat mengalami peningkatan yang cukup baik karena pembinaan yang dilakukan secara sistematis dan teratur. "Khususnya pada olahraga renang. Pada saat Porprov 2010, 50 persen medali emas Jakarta Barat dihasilkan dari olahraga air itu. Begitu pun di cabang olahraga sepakbola, atletik dan taekwondo, prestasinya tidak kalah gemilang," sambungnya.Sebelum menjabat sebagai Kasudin Olahraga dan Pemuda, ternyata anak dari pasangan G Pakpahan dan Meneria ini pernah bercita-cita menjadi guru olahraga. Bahkan, Hasurungan sempat mengabdi sebagai guru olahraga SD di Cijantung selama 2 tahun.Saat ini, Hasurungan tercatat menjabat sebagai Sekretaris Umum KONI Jakarta Barat, Sekretaris Umum Persatuan Dayung Pemprov DKI Jakarta dan juga Sekjen Asosiasi Tinju Indonesia. Dengan begitu, praktis kegiatan sehari-harinya hanya dihabiskan untuk membina, menciptakan bibit unggul, dan meraih prestasi di bidang olahraga. Di sisa waktu jabatannya sebagai Kasudin Olahraga dan Pemuda, ia menegaskan tekadnya untuk meluangkan waktu dan bersungguh-sungguh membina olahraga di Jakarta Barat. "Sebetulnya, banyak bibit unggul untuk bidang olahraga di Jakarta Barat. Di tengah keterbatasan kita mampu meraih berbagai prestasi baik tingkat provinsi maupun nasional," menurut ketua umum, LSM CITRA Hasurungan Pakpahan adalah asset Negara yang baik yang memegang teguh dan kedisplinan kerja ,amanah yang diemban nya selalu di nomor satukan,dan mencintai tupoksinya sekalipun sebagai manusia tak luput dari segala kekurangan dan kelebihan namun beliau selalu bersandar dan taat dan berlindung pada Tuhan agar bisa menyelesaikan tugas nya dengan baik.terbukti sampai beliau pensiun selalu membawa nama harum dalam tugas maupun dilingkungan masyarakat, begitu tanggapan ketum lsm CITRA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar