Berikut investigasi LSM CITRA di lapangan kuncuran dana BOPdan BOS sangat di harapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar di Jakarta pada umumnya diseluruh Indonesia namun kenyataan hampir bisa dikatakan mutu pendidikan makin merosot terbukti kelulusan siswa-siswi pada achir tahun 2009 dratis menurun ,lalu apa yang salah sedangkan dana bos dan bop yang dikuncurkan pemerintah pusat maupun daerah sudah maksimal . tahun 2003 sebelum ada dana BOSdan BOP. Mutu pendidikan di DKI .sangat memuaskan Kepala sekolah penuh dengan semangat berkompitisi berlomba lomba agar sekolah yang di pimpinnya maju dan bagus selalu terpokus kepada pokok tugas yang diembanya kelulusan juga pada waktu itu mencapai rata-rata 90% .namun setelah berpungsi ganda menjadi pengelola dana BOS dan BOP yang begitu adu hai, terjadilah penurunan pengawasan belajar mengajar di sekolah dasar pada umumnya .kepala sekolah kebanyakan waktunya mengurus dana-dana bos dan bop yang begitu besar untuk dikelola seorang kepala sekolah .waktu dan tugas fungsi kepala sekolah tanpa disadari sudah beralih pungsi dari poksi semula, waktunya sudah banyak tersita untuk mengurusi bop dan bos yang di kucurkan pemerintah ,otomatis pikiran dan seluruh tenaga dari kepala sekolah tersebut banyak terkuras untuk memikirkan memampaatkan dana tersebut sebaik mungkin,agar dana tersebut dapat dirasakan menunjang mutu pendidikan ditingkat sekolah dasar di negeri yang kita cintai ini,namun kenyataanya dilapangan sangat jauh dari yang diharapkan , masyarakat sangat mengharapkan Penerintah chususnya yang membidang pendidikan harus serius mengawasi penyaluran dana tersebut ,agar bias dipertanggungjawabkan dengan nyata bukan pertanggung jawaban diatas kertas alias laporan asal bapa senang ,buktinya banyak kasus kasus yang seharusnya tidak boleh terjadilagi seperti, Komite Sekolah SDN Semanan 04 Pagi, Kalideres, Jakarta Barat, meminta sumbangan pembangunan ruang kelas 3 (tiga) kepada seluruh orangtua murid. Besarannya pun berbeda-beda, tetapi nominal terkecil per orangtua murid Rp 50 ribu. Pertanyaannya kini, apakah Pemda DKI Jakarta sudah tidak mampu membangun satu ruang kelas sehingga harus meminta-minta kepada orangtua murid?Sekolah Dasar Negeri Semanan 04 Pagi yang berlokasi di perkampungan pinggiran kota DKI Jakarta melalui komite sekolah yang dibentuknya meminta-minta sumbangan kepada seluruh muridnya untuk pembangunan ruang kelas 3 (tiga). Pihak sekolah pun seolah hendak lepas tangan, edaran dari komite sekolah yang diberikan ke setiap murid melalui guru kelas tanpa tanda tangan Kepala Sekolah SDN Semanan 04 Sutardjo.Padahal, tanpa adanya instruksi maupun informasi dari pihak sekolah mengenai kebutuhan ruang kelas 3 (tiga), komite sekolah tidak akan berani mengeluarkan edaran permintaan sumbangan. Dalam edarannya, komite sekolah yang juga berperan sebagai panitia pembangunan ruang kelas 3 (tiga) tertulis bahwa dana yang dibutuhkan dalam pembangunan ruang kelas 3 (tiga) tersebut berkisar Rp 93 juta.Kepala SDN Semanan 04 Sutardjo pada saat pemilihan komite sekolah beberapa bulan lalu mengatakan bahwa pengajuan pembangunan ruang kelas 3 yang sangat dibutuhkan tersebut bila melalui prosedur ke Sudin Pendidikan Dasar Jakbar akan terlalu lama.“Sudah lebih dari 3 (tiga) tahun murid kelas 3 (tiga) ruang kelasnya paralel. Jika tidak secepatnya, tahun pelajaran -yang akan datang sekolah hanya akan menerima murid kelas satu sebanyak satu kelas saja,” ungkap Sutardjo kepada LSM. Apapun alasannya, sekolah dasar negeri sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara yang dalam hal ini adalah Pemda DKI Jakarta. Sehingga tidak dapat dibenarkan melakukan pungutan kepada orangtua murid. Apakah Pemda DKI sudah tidak mampu membangun satu ruang kelas? Terlalu…!ini lah sebagian perilaku anak adam yang tak pernah puas oleh nafsu kedagingan padahal pemerintah telah memenuhi amanah UU.dasar1945 tentang pendidikan sekolah dasar pemerintah wajib membiayainya , maka pemerintah dalam hal ini memenuhi anggaran belanja dari APBN,untuk pendidikan sebanyak 20,%. Dan sangat memperhatikan kesejahteraan guru guru diseluruh Indonesia .para pembaca yang budiman teristimewa guru guru sadarlah ingat perjalanan bangsa Indonesia lebih setengah abad merdeka hanya memproduk pembantu keluar negeri nota bene yang tidak perpendidikan ,bangkitlah pejuang tanpa tanda jasa jangan memudar ukir dalam tinta emas,masa depan bangsa ini terletak di pundak mu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar