Rabu, 01 Desember 2010

Masyarakat Indonesia Mayoritas Berpendidikan Rendah


JAKARTA -CITRA Pemerintah mengklaim, persentase jumlah penduduk miskin di Indonesia terus menurun drastis. Bukan hanya itu, jumlah pengangguran di tanah air juga disebutkan terus turun setiap tahun. Namun demikian, bila melihat dari jumlah per orangnya, angka pengangguran dan angka kemiskinan di tanah air diakui masih tergolong cukup besar."Kita mengakui itu, meski angka pengangguran dan kemiskinan terus menurun drastis sejak 2006, namun perbandingannya adalah dari 237 juta penduduk. Jadi, jumlahnya memang masih besar," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat menghadiri pembukaan Konferensi Pemberantasan Korupsi, di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/12).Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2010, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia masih sebesar 7,14 persen. Ini memang mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41 persen, atau TPT Agustus 2009 sebesar 7,89 persen. Namun demikian, bila melihat dari jumlah angkatan kerja yang tidak bekerja, maka angkanya mencapai 8,3 juta orang. Sementara, jumlah angkatan kerja pada Agustus 2010 mencapai 116,5 juta orang, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja hanya mencapai 108,2 juta orang.Meski hampir seluruh sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja, namun jumlah pekerja sebagai buruh tercatat masih mendominasi. Yakni sebesar 32,5 juta orang, atau 30,05 persen. Sementara berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2010, sebesar 74,9 juta orang bekerja di atas 35 jam per minggu. Sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam, hanya sekitar 1,2 juta orang atau 1,11 persen.Pekerja terbesar tercatat masih dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), yakni sebesar 54,5 juta orang atau 50,38 persen. Sedangkan pekerja dengan pendidikan diploma ada sekitar 3 juta orang, dan pekerja dengan pendidikan sarjana hanya sebesar 5,2 juta orang. "Penyerapan tenaga kerja periode Februari-Agustus 2010, memang masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah," ungkap Kepala BPS, Rusman Heriawan pula ,Menanggapi masalah tenaga kerja yang rendah pendidikan tersebut saud pakpahan mengatakan pemerintah dalam hal ini harus lebih meningkatkan sumber daya manusia(SDM) ,itu sangat diperlukan karena pendidikan itu secara otomatis mengubah standar kehidupan manusia.setiap pribadi untuk kesejahteraan dirinya, keluarga, desanya, dan negaranya,  bekal berpendidikan yang cukup  itu modal utama , lebih bagus secepatnya pemerintah memastikan kebijakan mendidik warga Negara Indonesia ,secara menyeluruh merata pastikan semua warga Indonesia mendapat pendidikan yang maxsimal .dari pada kebijakan memberi subsidi subsidi atau bantuan ,dengan materi atau sembako ini pembodohan ,contoh raskin yang menikmati ini lebih banyak orang orang pintar yang tak bermoral ,contoh di ibukota kalau mau jujur ,pemegang gakin ,mobilnya sudah ada masih memiliki gakin mau gratis berobat sementara orang yang benar benar miskin hanya bis a meringis kesakitan menahan penderitaanya   ,beras raskin yang menerima bukan orang miskin ,coba di cek jangan ada dusta di antara kita,kebanyakan yang menerima orang orang yang punya ruma bahkan mengontrakkan rumah lagi ,sementara yang miskin sudah  ngontrak rumah tinggal kerja pun sembaraut alias kuli ini nga dapat .apa apa kalah bersaing ,seperti politikus berebut makanan atau kue di got .kelurahan sebagai ujung tombak harus mengetahui kebenaran jangan hanya mengerti dusta alias laporan babe senang ,seharus nya gubernur harus menempatkan,orang orang yang propesional di kelurahan teristimewa di kelurahan kumuh,kembali tentang pendidikan tadi, kalau ilmu pendidikan di tingkat kan di negeri ini saya yakin sepuluh tahun kedepan Indonesia pasti maju sejajar bahkan lebih handal dari bangsa bangsa di dunia ,bukan terkenal karena mengexkpor pembantu tki,tkw . ke arab .ini bukan sekedar mimpi karena potensi bangsa ini saangat mengyakinkan   dan sumber daya alam (SDA) yang kaya raya .pemimpin bangsa harus lebih bijak melepaskan bangsa ini atau mengeluarkan nya dari belenggu  kemiskinan, keterbelakangan ,kebodohan pemimpin harus berbicara jujur agar hikmat dan marifat dari Tuhan menyertaimu.merdeka!   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar