Kamis, 09 Desember 2010

Mendiknas Pun Merogoh Kocek Rp 2 Juta

JAKARTA (CITRA) - Sebuah karya ukir siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Jepara, Jawa Tengah, membuat Menteri Pendidikan Nasional merogoh kocek Rp 2 juta. Karya ukir itu adalah sebuah relief bertekstur tanaman ,Tak hanya Mendiknas yang merogoh kantong. Sejumlah pejabat eselon di Kemendiknas juga memborong hasil karya siswa-siswa SMKN2 Jepara. Aksi belanja ini terjadi dalam pameran usaha kecil dan menengah (UKM) yang digelar Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) 2010 di Gedung SMESCO, Jakarta, Minggu (5/12/2010).Gerai barang kerajinan karya SMKN 2 Jepara merupakan salah satu gerai dari sejumlah gerai kerajinan yang mengikuti pameran tersebut. Di gerai tersebut, sejumlah siswa tampak tekun memahat kayu untuk menciptakan sebuah tekstur relief. Bentuk ukiran ukiran itu terlihat begitu rumit dengan sejumlah detai Namun, para siswa sekolah kejuruan itu tampak santai. Mereka sesekali bercanda tanpa mengernyitkan kening ketika tangan mereka dengan terampil mematukkan palu pada kepala pahat."Biasanya sebulan kalau ngerjain ini. Ini buat tugas pribadi aja kok, Mbak," ucap salah seorang siswa SMKN 2 Jepara jurusan Kriya Kayu yang mengaku tengah membuat tugas relief relung untuk pajangan dinding tersebut.Ukiran Jepara memang terkenal seantero nusantara karena kualitas dan keindahannya. Tak pelak, gerai ini pun banyak dikunjungi pembeli dari Jakarta. Sudah ada 10 unit yang terjual selama dua hari para siswa SMKN 2 Jepara turut serta dalam pameran ini. Ramai, Mbak, ini kami baru ikutan pertama kali sudah banyak yang tanya dan beli. Mereka beli karena kami jual murah, selain produksi sendiri kami juga tidak kenakan biaya pengiriman," ucap Suyoto, seorang guru praktek yang turut mendampingi siswa-siswanya melakukan pameran.Perabotan ukir hingga pajangan ukir dijual dari harga Rp 300 ribu - Rp 2 juta. Untuk pameran ini, Suyoto mengaku pihaknya khusus mempersiapkan karya dari Jepara. Ukiran-ukiran yang dijual di gerainya kebanyakan merupakan perabotan rumah seperti lemari, ataupun krapyak kaca, hingga pajangan dinding. "Semuanya karya siswa dan alumni kami. Seluruh hasil penjualan ini akan kami gunakan lagi untuk biaya produksi di sekolah," ucap Suyoto.(citra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar