JAKARTA - Analis LSM CITRA Saud pakpahan mengatakan terjadi krisis penegakan hukum sepanjang tahun 2010 sebagai imbas dari krisis politik. Krisis politik timbul karena sistem presidensial yang rancu dan pilihan politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilainya tersandera oleh kekuatan partai politik.seharusnya dalam presiden pemilihan langsung oleh rakyat presiden tak perlu takut menjalankan roda pemerintahan asal sesuai dengan amanah mandat yang di berikan oleh rakyat Yang berpihak kepada kepentingan masyarakat seluruh republic Indonesia, jika itu dilakukan tentu kekuatan masyarakat mendukung pemerintah yang sah, nga usah harus kualisi kualisian, presiden seharusnya, nga adalagi kepentingan segelintir politik. Presiden sudah bagian dari instusi Negara yang mengurusi kepentingan seluruh lapisan masyarakat ,dan partai politik hanya mengawasi kinerja Pemerintah apakah pemerintah sudah menjalankan mandat yang telah diberikan oleh rakyat ? bukan mencari keuntungan partai "Pemerintahan SBY tahun pertama ini sangat politis. Memberi ruang terlalu banyak untuk partai politik dan aktor politik lain untuk memenjarakan dia, politisi jangan lagi mementingkan parpolnya ,sibuk mencalonkan menterinya hak biografi presiden jangan di campuri agar presiden bisa memilih menteri atau pembantunya yang propesional dan handal di bidangnya,jika kepentingan parpol parpol lagi yang interpensi pemerintahan maka "Akibatnya, penegak hukum, Kepolisian, Kejaksaan terombang-ambing dan ikut terbelenggu oleh kepentingan politik ketika kepala eksekutifnya dikuasai kepentingan oleh aktor-aktor politik," Adapun Komisi,Pemberantasan Korupsi (KPK) lebih banyak menghabiskan waktu menyelesaikan problem internal seperti kasus Antasari Azhar serta kriminalisasi Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah. KPK kelimpungan menghadapi serangan balik karena tidak mendapat dukungan jelas dari Istana maupun DPR yang hingga kini bahkan jelas-jelas menentang deponeering,kasus.Bibit,dan,Chandra.Walhasil kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum dan penegak hukum terus merosot.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri seperti yang disampaikannya kepada Jaksa Agung Basrief Arief dan jajarannya di Istana Negara, Jakarta, 13 Desember lalu mengakui hal kemerosotan kepercayaan publik.Presiden menyebut 4 penyebab. Pertama, ada sorotan yang tajam di negeri ini terhadap rule of law, legal framework dan law enforcement, penegakan hukum, tatanan hukum. Termasuk perangkat hukum yang dijalankan. Sorotan tajam ini datang dari masyarakat dunia dan juga dari lingkungan dalam negeri sendiri. Yang kedua, korupsi."Meskipun selama lima tahun terakhir kita lakukan pemberantasan yang agresif, kampanye pemberantasan korupsi yang berskala besar yang paling agresif dalam sejarah di negeri ini. Tapi masih terjadi korupsi itu. Demikian juga good governance, responsive bureaucracy yang ingin kita ubah secara fundamental, di sana sini masih kita jumpai tata kelola pemerintahan yang belum baik dan birokrasi yang juga belum baik," katanya.Yang ketiga adalah terjadi pula kejahatan dan penyimpangan yang dilakukan oleh para penegak hukum. Di wilayah manapun." Keempat ini justru saya pelajari dari hasil survei mengapa bulan-bulan terakhir menurun kepercayaan publik terhadap penegakan hukum yang dilakukan oleh penegak hukum. Dari survey nampak bahwa serangan publik dan serangan pers itu sering keras dan berlangsung secara sistematis terhadap para penegak hukum," katanya.
Lalu bagaimana proyeksi penegakan hukum di tahun 2011?, masih ada kesempatan menaikkan kembali (rebound) kepercayaan publik. Caranya, ia itu Presiden harus melaksanakan amanah rakyat secara konsisten para penegak hukum menuntaskan kasus yang mendapat perhatian luas. Dan pembantu presiden atau menteri harus memahami betul fungsi dan tugas yang di embanya ,harus sanggup memberi yangterbaik buat kemaslahatan rakyat dan terus memperbaiki system pelayanan public dan masyarakat pada departemen yang dia pimpinya dan transpraran.kalau tak sanggup mundur itu lebih baik karena banyak putra putri bangsa ini yang lebih propesional berikan kesempatan bagi mereka, harus ada budaya malu. sederhana jujur soalnya Kita sudah hampir satu abad merdeka namun rakyatnya masih miskin terpaksa jadi babu diluar negeri, harus pakai hati nurani dong jadi pemimpin.(citra) .
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri seperti yang disampaikannya kepada Jaksa Agung Basrief Arief dan jajarannya di Istana Negara, Jakarta, 13 Desember lalu mengakui hal kemerosotan kepercayaan publik.Presiden menyebut 4 penyebab. Pertama, ada sorotan yang tajam di negeri ini terhadap rule of law, legal framework dan law enforcement, penegakan hukum, tatanan hukum. Termasuk perangkat hukum yang dijalankan. Sorotan tajam ini datang dari masyarakat dunia dan juga dari lingkungan dalam negeri sendiri. Yang kedua, korupsi."Meskipun selama lima tahun terakhir kita lakukan pemberantasan yang agresif, kampanye pemberantasan korupsi yang berskala besar yang paling agresif dalam sejarah di negeri ini. Tapi masih terjadi korupsi itu. Demikian juga good governance, responsive bureaucracy yang ingin kita ubah secara fundamental, di sana sini masih kita jumpai tata kelola pemerintahan yang belum baik dan birokrasi yang juga belum baik," katanya.Yang ketiga adalah terjadi pula kejahatan dan penyimpangan yang dilakukan oleh para penegak hukum. Di wilayah manapun." Keempat ini justru saya pelajari dari hasil survei mengapa bulan-bulan terakhir menurun kepercayaan publik terhadap penegakan hukum yang dilakukan oleh penegak hukum. Dari survey nampak bahwa serangan publik dan serangan pers itu sering keras dan berlangsung secara sistematis terhadap para penegak hukum," katanya.
Lalu bagaimana proyeksi penegakan hukum di tahun 2011?, masih ada kesempatan menaikkan kembali (rebound) kepercayaan publik. Caranya, ia itu Presiden harus melaksanakan amanah rakyat secara konsisten para penegak hukum menuntaskan kasus yang mendapat perhatian luas. Dan pembantu presiden atau menteri harus memahami betul fungsi dan tugas yang di embanya ,harus sanggup memberi yangterbaik buat kemaslahatan rakyat dan terus memperbaiki system pelayanan public dan masyarakat pada departemen yang dia pimpinya dan transpraran.kalau tak sanggup mundur itu lebih baik karena banyak putra putri bangsa ini yang lebih propesional berikan kesempatan bagi mereka, harus ada budaya malu. sederhana jujur soalnya Kita sudah hampir satu abad merdeka namun rakyatnya masih miskin terpaksa jadi babu diluar negeri, harus pakai hati nurani dong jadi pemimpin.(citra) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar